Senin, 23 Maret 2009

Perjalanan hidup

Perjalanan hidup, ciyee... kayak judul novel aja, tapi emang bener kok!!!, he2. Sekarang aku bakalan ngupas gimana perjalalan hidup aku dari kecil ampek GD kayak gini. Ini ceritanya...

Dari kecil aku sudah kelihatan kalau aku anaknya yah...lumayan berani, halah...

Dulu surabaya masih bisa dikatakan desa, karena masih banyak tanah lapang yang dijadikan sawah,jadi waktu berangkat dan pulang sekolah melewati sawah (Emh..sejuknya udara pagi hari...).

Waktu itu aq aku paling cantik diantara teman sebayaku, karena dua temenku laki2 semua. Wah...kayak F4 aja tapi ini F3,he2... Tapi walau begitu kita nggak ada perbedaan, maklum belum ada pengaruh negatif dari TV, jadi kita enjoy aja bergaul sama siapapun.

Nggak selamanya perjalanan hidup kita indah (Emh..puitis banget), setelah lulus TK aku ngelanjutin ke sekolah MI. Perjalanan antara rumah ama sekolah lumayan sich, tapi karena masih kecil jadi aku masih diantar jemput ama ayah.

Beranjak kelas 3 sekolahku mewajibkan untuk memakai jilbab (Maklum, kan sekolah islam), tapi dari situ sekarang aku sudah terbiasa untuk memakai jilbab (Sudah kewajiban kaleee...).

Aq termasuk anak yang beruntung karena prestasiku cukup membanggakan, walau nggak juara satu tapi aku bangga bisa masuk tiga besar (Weleh...weleh...). Aku cukup bahagia sekali karena aku memiliki keluarga yang menyayangiku, berkecukupan dan sangat harmonis. Namun aku sedih banget dikala aku beranjak besar aku ditinggal oleh ayahanda tercinta. Beliau meninggal diusia yang masih terbilang muda. Beliau meninggal karena komplikasi penyakit yang dideritanya.

Setelah tiadanya ayah kehidupan aku berubah, ibuku yang tadinya hanya seorang ibu rumah tangga biasa sekarng harus membanting tulang demi anak-anaknya. Namun walau begitu perjalan hidupku masihlah panjang, aku harus tetap melanjutkannya walau tanpa ayahanda yang menjadi tumpuan hidup keluarga. Setelah ayah tiada aku dan ibuku pindah tempat tinggal, yakni kembali pada nenekku (Ibunya ibuku), disanalah aku belajar banyak tentang kehidupan.

Ibuku jadi penjahit kasar, demi menafkahi anak-anaknya. Setelah tiadanya ayah,aku dan kakakku didaftarkan pada panti asuhan agar meringankan biaya hidup. Dari panti asuhan inilah setiap bulan aku biberi uang sekolah dan sembako. Dari sinilah aku mulai berusaha bagaimana mengelolah keuangan agar bisa cukup untuk sebulan.

Syukur alhamdulillah dengan niat bismillahirrohmanirrohim Allah mencukupkan semua kebutuhanku dalam sebulan. Ada saja rizki yang Allah berikan untuk aku sehingga tak sampai kekurangan dana untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu setiap hari aku juga bisa menabung untuk dapat mengikuti tour pada akhir cawu (semester).

Setelah lulus dari MI kemudian aku disekolahkan oleh panti asuhan yang aku dikuti. Kebetulan penasehat panti tersebut mengajar disalah satu SLTP yang terkenal waktu itu, jadi aku bersekolah disana. Saat itu aku terasa tidak ada beban apapun untuk sekolah karena aku hanya tinggal sekolah, sekolah dan sekolah tanpa memikirkan biaya yang harus aku fikirkan. Dan syukur alhamdulillah aku lulus dengan prestasi yang cukup menggembirakan. Setelah lulus aku khawatir sekali kalau bakalan tidak bisa melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi, seperti yang terjadi pada kakakku. Selain itu panti asuhan yang saya ikuti telah memiliki peraturan bahwa hanya membiayai sampai tingkat SLTP saja.

Akhirnya aku bertanya pada ibuku, Bu, aku nggak mau kalau aku hanya memiliki ijazah SLTP, aku juga pengen merasakan dan memilki ijazah SLTA, aku rela walau sekolahnya tidak terlalu bagus yang penting aku bisa sekolah.

Alhamdulillah Allah telah mendengarkan do'aku. Penasehat panti itupun memberikan aku kesempatan untuk dapat melanjutkan sekolah. Kebetulan sekali sekolah yang ditunjuk oleh penasehat pantiku itu baru berdiri, jadi semuanya serba baru. Saat itu aku bingung disitu hanya tersedia dua pilihan yakni sekretaris dan teknik informatika, karena sekolah yang satu ini adalah sekolah yang berbasis kopetensi atau skill yang lebih dikenal dengan sebutan SMK. Aku bingung entah apa yang harus aku pilih, akhirnya disitu ada kepala sekolahku waktu SLTP, akupun bertanya pada beliau. Pak, pilih mana ya? saya bingung pak, tolong kasih saran?. Akhirnya kepala sekolah bilang kalau TI saja, karena menurut beliau TI ini bakalan sangat dibutuhkan untuk tahun-tahun yang akan datang karena untuk kedepannya teknologi akan semakin berkembang, bukan semakin menurun.

Dengan berkata bismillah aq memantapkan diri untuk memilih TI. Satu minggu,satu bulan, satu tahun, dua tahun, tiga tahun alur pendidikan yang aq jalani mencapai titik akhir untuk mengahkirinya. Tepat pada tahun 2006 aku telah memiliki ijazah SLTA, alhamdulillah aku bersyukur pada ilahi karena telah dimudahkan untuk mendapatkan cita2 ini. Aku sadar untuk melanjutkan kuliah aku harus butuh dana yang amat besar, aku harus mengerti bahwa ibuku hanya seorang buruh yang gajinya t'seberapa untuk itu.

Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja ikut dengan kakakku di home indutri yang mengerjakan kerajinan sticker. Yach walau hanya 2 minggu tapi aku merasa bahwa ternyata untuk mencari sesuap nasi tidaklah mudah. Aku memutuskan untuk berhenti karena aku tidak mau meningglakan murid-muridku di pondok. Dengan ilmu pas-pasan aku sudah mengajar selama aku duduk dibangku SLTP.

Kemudian aku berfikir, aku tidak boleh diam saja aku sudah dewasa, aku harus bisa meringankan beban ibuku yang bekerja sendirian. Akhirnya aku mulai mencoba mencari-cari tempat untuk bekerja. Namun mencari kerja tidaklah semudah yang aku bayangkan, begitu sulit. Akhirnya ada tawaran untuk mengikuti kursus menjadi guru TK yang t'jauh dari rumah. Mungkin ini yang Allah tunjukkan agar aku bisa ngajar TK kelak, akupun mengikuti kursus tersebut. Setelah lulus aku belum berani untuk mengajar karena aku masih merasa canggung untuk bertinteraksi pada anak-anak yang biasanya harus ditunggui ibunya. Kemudian aku terpanggil bekerja pada sebuah pabrik yang masih tergolong t'jauh dari rumah. Akhirnya aku manfaatkan kesempatan kerja ini untuk membantu keuangan keluarga.

Hanya sembilan bulan lamanya, aku bisa membantu meringankan keuangan keluarga. Namun aku t'berhenti akupun mencoba untuk yang kedua kalinya agar aku bisa diterima kembali pada pabrik yang sama, namun manusia hanya bisa berusaha Allahlah yang mengatur segalanya.

Akhirnya yang aku lakukan hanyalah menunggu kepastian yang tidak pasti, banyak sekali wawancara yang telah saya lakukan tapi kegagalan dan belum rizki saya akhirnya saya tidak bisa bekerja. Aku serahkan semuanya kepada_Nya, akhirnya Allah mengabulkan do'aku, namun aku bingung kenapa semunya serba bersamaan. Disatu sisi aku wawancara dan tinggal menunggu keputusan. Disatu sisi yang lain ada tawaran untuk menjadi guru TK disusul dengan adamya kabar ada kuliah gratis. Dan adanya seseorang yang hendak meminangku. Aku bingung mana yang harus aku pilih (wah...gmn kalau kalian jadi aku...???)

Akhirnya ku tekadkan niatku untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya mumpung gratis. MEC (Mandiri Entrepreneur Center) adalah lembaga yang didirikan oleh orang-orang yang berhati mulia yang dapat mewujudkan impian seorang anak yang kurang satu kasih sayang dari orang tuanya (Yatim maksudnya, ribet baget ya...).

Kurang lebih sembilan bulan lamanya aku menimba ilmu diMEC, dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, banyak sekali kegiatan yang saya lakukan. Aku sangat menikmati hari-hari di MEC begitu berwarna-warni memiliki teman dari berbagai daerah dan latar belakang yang berbeda. Setelah 6 bulan berjalan aku mencoba mengadu nasib untuk mengisi lowongan kerja yang ditawarkan.

Syukur alhamdulillah kesempatan itu akulah yang mendapatkannya, akhirnya aku harus kos didaerah yang belum pernah ku kunjungi sebelumnya. Namun cerita ini tidaklah lama hanya 3 bulan lamanya aku harus hidup sendiri tanpa keluarga. Akhirnya aku pulang, kembali ke pelukan keluargaku sembari berakhirnya pendidikan di MEC (Yach berpisah dech...).

Perpisahan bukanlah akhir dari semunya namun awal dari kehidupan yang sesungguhnya, terima kasih saudara-saudariku kalian semua adalah oarng-orang yang telah dikirim olah Allah agar kita bersaudara. Jaga dan tetap junjung tinggi persaudaraan kita semua, SPIRIT...!!!!

Huh...akhirnya kelar juga ya ceritaku ini tapi, kalau dirincikan bisa nggak kelar, tapi semoga ceritaku ini bisa jadi inspirasi bagi yang membacanya. Ambil saja hikmah yang terkandung didalam cerita kehidupanku itu, pasti banyak hikmah yang terkandung.

Okey samapi jumpa di cerita-ceritaku yang lain yach...

da...da...!!!^_^

Jumat, 20 Maret 2009

Iseng

Sebenarnya buat blog ini sich motifnya iseng aja, ya... buat ngisi waktu luang + nambah pengetahuan. Lagian sebenarnya aku orangnya seneng isi dairy (kalau lagi ada masalah) trus nggak tau mau curhat sama siapa. Ya... akhirnya nulis-nulis dech diword atau kertas, tapi karena ingin tau apa sich sebenarnya fungsi punya blog ya coba-coba gitu dech... Bisa dibilang dairy online, lumayan kan bisa kapanpun diisi, syukur2 kalau bisa bermanfaat bagi orang lain, Amien...